Macam-macam Kejujuran

by 1/03/2016 05:13:00 PM 0 komentar



Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.
1.     Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin mencapai ria-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur. Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.
2.    Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa, dan semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran yang paling tampakdan terang di antara macam-macam kejujuran.
3.    Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diriai Allah Swt. dan melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.
      Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu lemah, adakalanya pula menjadi kuat.
Aktivitas Siswa:
Menurut objeknya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur kepada Allah Swt., jujur kepada orang lain, dan jujur kepada diri sendiri.
1.    Identifikasilah jenis-jenis kejujuran di sekitarmu, baik di rumah maupun di sekolah atau di lingkungan masyarakat, termasuk kategori kejujuran yang manakah!
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam perbuatan.

  1.  Jujur dalam niat dan kehendak, contohnya pura-pura jujur. Orang yang pura-pura     jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat. 
  2. Jujur dalam ucapan, contohnya menghindari kata-kata sindiran karena hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.
  3. Jujur dalam perbuatan, contohnya melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diridai Allah Swt.

2.    Jelaskan hubungannya antara perilaku jujur yang diamati dengan akibat yang ditimbulkan!
Setiap apapun terjadi didunia ini selalu memiliki sisi baik dan buruk, sisi positif dan negatif. Begitupun halnya dengan perilaku jujur. Terkait perilaku jujur terdapat dampak positif dan dampak negatifnya masing-masing. Dimana dampak positif dari perilaku jujur adalah seseorang akan tenang dalam menjalani kehidupan dan tidak akan dihantui oleh rasa bersalah karena kebobohongannya. Sedangkan dampak negatif dari perilaku jujur adalah seringkali seseorang yang berperilaku jujur kehidupannya dimanfaatkan oleh para pemain-pemain politik dan para pembohong.
3.    Buatlah contoh perilaku jujur kepada Allah Swt., kepada orang lain, dan kepada diri sendiri!
Kepada Allah : Jujur dengan keyakinan direalisasikan dengan cara melakukan perbuatan berdasarkan ketentuan syar’i secara ikhlas semata-mata karena Allah swt, sebab perbuatan karena makhluk (riya’) hakekatnya sama saja dengan perbuatan menipu Allah, orang yang riya’ perbuatannya hanya sebatas dhohir saja patuh dan mengabdi kepada sang khalik, namun bathinnya menghamba kepada makhluk.
Kepada Diri Sendiri : di luarnya tampak baik dan mulia begitu juga di dalamnya dan berpenampilan sesuai dengan keadaan kita (tidak berlebihan).
Kepada Orang Lain : apabila kita dibutuhkan keterangan sebenarnya sebagai saksi kita harus berkata sejujurnya dan memberikan keterangan yang benar.
4.    Carilah dalil naqli maupun aqli  
قَالَ اللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصَّادِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar". (QS: Al-Maidah Ayat: 119)

   يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ            
Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS: At-Taubah Ayat: 119)

Sesi Tanya Jawab
1.   Kelompok 1 : A. Ahmad Syawal
Pertanyaan :
          “Kapan jujur itu melemah dan kapan jujur itu menjadi kuat?”       
Dijawab : Indri Astuti Nur
Jawaban :
Ada kalanya lemah, ada kalanya pula menjadi kuat. Pada waktu kuat, maka dikatakan sebagai seorang yang jujur. Dan jujur pada setiap kedudukan (kondisi) sangatlah berat. Terkadang pada kondisi tertentu dia jujur, tetapi di tempat lainnya sebaliknya. Salah satu tanda kejujuran adalah menyembunyikan ketaatan dan kesusahan, dan tidak senang orang lain mengetahuinya.
          Jujur akan kuat apabila didukung dengan iman yg kuat sebaliknya jujur akan lemah apabila iman yg dimiliki seseorang juga lemah sehingga akan mudah terhasut oleh ketakutan diri sendiri untuk berkata jujur apalagi apabila jujur itu dapat membahayakan ataupun mempermalukan diri kita sendiri.
2.   Kelompok 2 : Fajriansyah Nadir
Pertanyaan :
          “Apakah hukum orang yang jujur tetapi melebih-lebihkan?”
Dijawab : Mifrah Nurbadri Ramadani
Jawaban :
Kita harus akui dengan jujur, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka melebih-lebihkan/menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa menyampaikan sesuatu dengan pas, tidak ditambah-tambahkan dan tidak dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah, omongan yang kita tambah-tambahkan / lebih-lebihkan itulah, yang termasuk fitnah. Banyak ayat suci Al Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang melarang keras segala bentuk ghibah dan fitnah, diantaranya:
1)    Allah SWT berfirman, ”Sesungguhnya mengada-adakan kebohongan hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (Al-Nahl: 105).
2)    Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim/2589, Abu Daud 4874, Tirmidzi 1935)

3.   Kelompok 3 : Galih Gumilang Eka putra
Pertanyaan :
          “Apakah perbuatan riya’ mendapatkan pahala dari Allah SWT, walaupun riya’ itu niatnya bukan untuk mendapatkan rida’ Allah SWT tetapi untuk diperlihatkan kepada orang lain?”
Dijawab : Jumrianti
Jawaban :
 riya’ dibagi kedalam dua tingkatan: riya’ kholish yaitu melakukan ibadah semata-mata hanya untuk mendapatkan pujian dari manusia, riya’ syirik yaitu melakukan perbuatan karena niat menjalankan perintah Allah, dan juga karena untuk mendapatkan pujian dari manusia, dan keduanya bercampur.
Oleh itu, Syeikh Ahmad Rifa’i berpesan bahwa riya’ merupakan perbuatan haram dan satu diantara dosa besar yang harus dijauhi serta di tinggalkan supaya selamat dan amalnya manfaat sampai di negeri akhirat.

4.    Kelompok 5 : Suriadi
Pertanyaan :
          “Bagaimana pendapat anda jika sahabat kita berbohong dan kita mengungkapkan kebohongan itu kepada orang lain sehingga tali silaturahmi terputus.”
Dijawab : Muhammad Rafly Riswandar
Jawaban :
Kita sering diajarkan bahwa berbohong itu tidaklah baik karena akan merugikan diri dan sekitar kita. Tapi benarkah itu? Lalu apa yang sebenarnya terjadi bila sahabat kita berbohong dan kita mengungkapka kebohongan itu kepada orang lain ?
Sebelum saya menjawab lebih jauh, saya ingin menyampaikan sekilas apa itu kebohongan.
Bohong atau berbohong adalah suatu pernyataan palsu yang diberikan secara sengaja ke pihak lain dimana kemungkinan besar orang ini telah mengetahui pernyataan aslinya (kejujurannya). 
Dalam dunia ini banyak sekali jenis kebohongan dimulai dari pemalsuan, setengah berbohong, penipuan, menggertak, bohong jujur (memberikan pernyataan salah yang orangnya sendiri saja mempercayai pernyataan tersebut sebagai sesuatu yang benar), dan bohong putih (white lie) dimana merupakan kebohongan untuk kebaikan orang lain.
Dan Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kita sering sekali diajarkan dan melihat di berbagai media bahwa berbohong bukanlah hal yang baik seperti dapat merugikan kita dan orang lain.  Apalagi kebohongan itu diungkapkan lagi kepada orang lain, sangat banyak kerugiannya.  Dan salah satu kerugiannya adalah ;
Menyebabkan stress  : Sama seperti kebanyakan hal negatif lainnya, kebohongan juga dapat menyebabkan stres dan rasa tidak nyaman. Sebagai bukti nyata, Anda dapat melihat polygraph machine (lebih kita kenal sebagai "lie detector"). Walaupun alat ini disebut sebagai alat untuk mengetahui atau mendeteksi kebohongan, pada kenyataannya yang mereka deteksi bukan kebohongan itu sendiri melainkan stres yang terjadi pada saat kita mengatakan sesuatu. Selain itu kebohongan juga dapat memutuskan tali silaturrahmi

5.    Kelompok 6 : Satriana
Pertanyaan :
          “Bagaimana cara anda merealisakikan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hati maupun dalam perkataan?”
Dijawab : Jumrianti
Jawaban :
          Dengan membiasakan diri berlaku jujur baik dalam hati maupun perkataan kepada orang lain. Selain itu, kita juga harus menumbuhkan rasa ketakutan akan akibat dari berbohong. Bahwa berbohong akan mengakibatkan hati kita tidak tenteram dan tidak dipercayai orang lain. Karena apabila anda melakukan satu kebohongan, maka akan timbul kebohongan-kebohongan lain.

Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar: